Jumat, 06 April 2012

Cerita Cinta yang Berbeda


Hari ini adalah tahun ajaran baru. Saatnya mengenakan seragam baru. Putih abu-abu, ada rasa senang yang terbesit dihati  saat  mengenakan seragam baru itu. Dave adalah salah satu siswa baru di SMA Tunas Harapan. Sebagai murid ajaran baru Dave dan teman-teman lainnya mengikuti MOS selama 4 hari. Pada hari pertama semuanya berlalu biasa saja tidak ada yang menarik menurut Dave. Pada hari kedua kakak senior menyuruh para peserta MOS duduk di halaman sekolah dengan menggunakan berbagai macam pernak-pernik yang telah di perintahkan oleh mereka.
“baiklah adik-adik sekalian, kami ingin menyuruh kalian membuat satu kerajinan tangan atau satu karya seni yang akan dikumpulkan pada hari terakhir MOS. Disini kami akan membagi kalian menjadi beberapa kelompok. Dan tidak ada yang boleh menolak, mengerti semua?” ucap kakak senior memberikan petunjuk
“mengerti kak” jawab mereka kompak
Dan pembagian kelompok pun segera dilaksanakan.
Dave satu kelompok dengan Sesil, Kevin dan Sasha. Dave tidak kenal dengan mereka semua, sebaliknya juga dengan Sesil, Kevin dan Sasha. Sehinggah mereka masih tampak canggung satu sama lain.
“Semua sudah dapat kelompok kan?” Tanya kakak senior
“sudah kak” ucap mereka kompak
“nah, sekarang waktunya istirahat silahkan kepada kalian semua, untuk menikmati bekal masing-masing”
Seiring dengan perginya kakak-kakak senior. Maka berhamburlah para murid baru.
Sesil, Dave, Sasha dan Kevin berjalan menuju pohon besar dan rindang yang berada tak jauh dari lapangan basket.
Kecanggungan mereka berangsur-angsur menghilang. Bahkan saat makan mereka sesekali bercanda dan tertawa bersama.
“Kita buat apa nie, buat tugas kelompok itu?” Tanya Sasha membuka pembicaraan.
“gue juga gak tau, abisnya gue gak bisa buat-buat gituan” timpal Dave
“kita buat lukisan saja” ucap Sesil memberi saran
“ide bagus tuh” timpal Kevin.
“oke, semua sudah setujuh kan? gimana kalau sehabis pulang sekolah ini kita langsung beli perlengkapannya” Tanya Sesil
“oke deh” jawab Kevin,Sasha dan Dave serempak.
Bel pun akhirnya berbunyi, itu artinya MOS tinggal 2 hari lagi. Semua siswa baru dan siswa senior berhambur menuju gerbang sekolah. Seperti rencana mereka tadi, mereka langsung menuju ke sebuah Mall yang tidak jauh dari sekolah mereka. Setibanya disana, mereka langsung menuju Gramedia dan membeli semua keperluan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk melukis. Setelah selesai berbelanja mereka memutuskan segera menuju rumah Sesil untuk memulai melukis. Setibanya dirumah Sesil, mereka dipersilahkan masuk oleh mama Sesil.
“guys kita melukisnya disini saja ya” ucap Sesil sambil berjalan menuju balkon belakang rumahnya.
“Sil makanannya jangan lupa ya” gurau Dave
“yang banyak ya Sil” timpal Kevin
“yeee dasar cowok. makan aja tau nya” ledek Sasha
“eleh. Kayak elu enggak saja sha” timpal Sesil
“iya juga sih”
“Yee dasar. Hahahahaaha”
Mereka mulai melukis dan kadang-kadang diselingi dengan canda tawa.
“anak-anak makan dulu sini” panggil mama Sesil dari dalam rumah
Mereka pun langsung menghentikan kegiatan mereka lalu menuju meja makan.
Suasana begitu hangat. Semua kecanggungan telah hilang.
2 hari telah berlalu lukisan mereka pun telah selesai. Lukisan 3 tangkai bunga mawar dengan warna yang berbeda putih, ungu, dan merah. Mereka segera mengumpulkan hasil itu kepada kakak senior.
Hari-hari terus berlalu. Sejak kejadian MOS itu Dave, Sesil, Sasha dan Kevin menjadi sahabat baik. Tiada hari yang dilewatkan sendiri. Mereka selalu bersama, berbagi suka, duka, tawa, canda
            Seiringin berjalannya waktu, ada suatu rasa yang terbesit dihati Dave. Dave mulai menyukai Sesil. Segala kesederhanaan Sesil yang membuat Dave menyukai Sesil. Hari-hari mereka lewati bersama. Dave masih saja tidak berani mengungkapkan rasanya kepada Sesil. Hinggah pada suatu malam di depan rumah Sesil, Dave menyatakan perasaannya itu, Sesil langsung saja menerima Dave. Karena Sesil juga memiliki rasa yang sama dengan Dave, dan Sesil sudah lama manungguh Dave menanyakan hal ini padanya.

Hubungan mereka yang berganti menjadi “pacaran” pun diberitahukan kepada Sasha dan Kevin. Mereka pun merayakan bersama, saat itu suasana begitu indah, hanya ada senyuman dan tawa. 3 tahun telah berlalu, sudah banyak masa-masa indah yang terukir di dalam benak Sesil dan Dave. Tapi semua kebahagian itu sirnah saat Dave melanjutkan kuliah di luar kota. Semua sikap sayang, perhatian Dave berubah menjadi sikap dingin dan serius. Tiap malam Sesil selalu menangis karena sikap Dave yang berubah drastis, tidak ada lagi kasih sayang dalam hubungan itu, tidak ada lagi cinta dalam hubungan itu. Dave menjadi anak yang pendiam, dingin dan sangat dingin. Hinggah pada suatu malam, Dave mengakhiri hubungan mereka dengan alasan kalau mereka berbeda, dan sudah mempunyai seseorang yang dia cintai. Bagai disengat listrik ribuan watt Sesil saat mendengar perkataan dari orang yang benar-benar dia sayangi. Tanpa di sadari air bening itu keluar dari pelopak matanya, cepat-cepat Sesil menghapusnya dan berkata “iya, gakpapa kok. Aku tau pasti kamu mau bilang ini, lagian kita emang beda, dan gak bisa bersatu” ucap Sesil mencoba membendung kesedihannya. “oh yaudah, udah ya gue balik dulu, gue cuman mau bilang itu saja kok” ucap Dave dengan dinginnya.
Setelah Dave sudah tidak kelihatan lagi. Sesil langsung masuk kerumah dan menuju kamarnya. Dihempaskannya tubuhnya di tempat tidur, lalu Sesil nangis sejadi-jadinya. Kenangan indah itu terputar lagi dibenaknya,moment-monent saat Dave menyatakan cinta, saat mereka menghabiskan waktu bersama, tertawa, bercanda. Sesil masih tidak percaya dengan semua ini. Hubungan yang telah mereka bina selama ini bisa hancur dalam satu hari.
            Setelah peristiwa itu Dave tidak pernah lagi menghubungi Sesil. “gue harus bisa ada atau tidak ada nya Dave hidup gue harus bisa bahagia” ucap Sesil pada dirinya sendiri.
Waktu berjalan begitu cepat Sesil sudah berada pada tingkat terakhir kuliahnya, ia tinggal menyusun skripsi. Hari-hari yang ditunggu Sesil pun tiba ia dinyatakan lulus, dan memperoleh nilai tertinggi di kuliahnya. Orang tua, sahabat, serta teman-teman Sesil sangat bangga. Sesil berfoto ria dengan sahabatnya dan keluarganya.
Kini hari-hari Sesil dihabiskan dengan memimpin perusahan ternama di Jakarta, sejak Sesil dinyatakan lulus dengan nilai tertinggi, begitu banyak para pengusaha menawarkan pekerjaan kepada Sesil, yang adalah lulusan Manajemen. Karena rutinitas pekerjaan pelan-pelan Sesil mulai lupa dengan Dave. Ia mulai membuka hati untuk menerima seorang lelaki tampan yang bernama Fiko. Selain karena dasar cinta, Sesil menerima Fiko karena mereka dalam satu budaya yang sama. Selain itu mereka juga memiliki latar belakang yang sama Sesil adalah seorang wanita karier yang terkenal dan Fiko adalah seorang pengusaha terhebat di Jakarta. Tidak lama mereka berpacaran, mereka memutuskan untuk menikah.
Hari yang ditunggu telah tiba, Sesil sangat cantik dengan berbalutkan aksesoris dan gaun yang berwarna putih. Sasha yang sejak tadi berada didalam ruangan tempat Sesil di make-up 
 memberikan sesuatu.

“Sil, loe masih ingat sama Dave?” Tanya Sasha hati-hati
“oh cowok itu, ingat kenapa?” jawab Sesil dengan suara datar
“ini ada surat buat loe dari Dave” ucap Sasha sambil menyodorkan sebuah surat untuk Sesil
“apaan ini? Gak penting” ucap Sesil sambil membuang surat itu
“Sil, kalau loe gak mau baca surat ini, itu hak loe. 1 hal yang perlu loe tau, kalau loe baca surat itu. Loe bisa tau hal yang selama ini gak loe tau” ucap Sasha sambil meninggalkan ruangan make-up
Sesil pun membuka surat itu

Hay Sesil, apa kabar? Gue kangen banget sama loe. Ingin rasanya gue meluk loe, tapi gak mungkin karena dunia kita sudah berbeda. mungkin sekarang loe lagi bahagia banget, ya kan? Gue seneng deh loe sudah dapat pengganti gue. Maafin gue atas sikap gue dulu. Gue tau loe marah banget sama gue, itulah yang gue inginkan. Gue lebih senang lihat loe marah daripada lihat loe sedih. Itu alasan gue kenapa tidak bilang yang sebenarnya sama loe. Sebenarnya gue mengidap kanker darah dan telah ditentukan hidup gue tinggal hitungan bulan saja. Semua yang dulu gue ucapin itu gak bener. Kita udah janjikan akan selalu bersama meskipun kita berbeda? Dan janji itu akan selalu gue ingat dan gue tepati. Raga gue emang sudah gak ada. Tapi jiwa gue akan selalu berada di samping loe. Dan ingat seorang princess harus selalu tersenyum. Bahagia ya princess dengan pangeran baru kamu
Your prince : Dave


Air bening itu keluar lagi dari pelopak mata sesil, moment-moment saat bersama Dave terputar kembali.
“mungkin gue terlalu bodoh Dave, karena saat itu gue percaya sama loe. gue janji gue akan selalu tersenyum buat loe” ucap Sesil sambil menghapus air mata yang telah mengalir dipipinya.
            Proses pernikahan Sesil dan Fiko pun berlangsung dengan indah. Senyum yang merekah dari para keluarga, serta para undangan yang datang menandakan betapa bahagianya semua orang melihat 2 insan mengikat janji
Setelah 3 hari mereka menikah. Sesil dan Fiko mengunjungi makam Deva, mereka membawa bunga mawar berwarna ungu, putih dan merah. Bunga kenangan saat mereka berdua dipertemukan .




THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar