Kenangan itu seperti hantu yang selalu menyerangku. Tak ada hentinya aku selalu menunggumu disini. Dan kau tau? Aku selalu menjaga hatiku mengingat janji kita berdua. Huft..aku menghempaskan tubuh ke tempat tidur ku. Ku ingat kembali kenangan indah bersamamu. Kebahagianku mulai terajut ketika kehadiranmu pada 2 tahun yang lalu saat aku masih duduk di bangku SMP di Bengkulu. Ingat sekali saat itu dirimu yang anak baru tersenyum malu-malu kepadaku. Ntah mengapa seperti ada rasa yang aneh dalam hatiku, rasa yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Apakah ini yang disebut dengan Cinta?. Ntah lah biar waktu yang menjawab itu semua. Hari demi hari kita lewati tanpa disadari rasa itu hadir semakin kuat didalam hatiku. Hinggah aku tak mampu lagi membendung perasaan ku ini, dan memberitahukannya kepadamu. Kau tau betapa groginya aku saat itu? Syukurnya kamu juga memiliki rasa yang sama. Dan mulailah kita berada dalam satu hubungan dan berkomitmen akan selalu bersama.
Tempat yang paling sering aku dan kamu kunjungi adalah sebuah pondok kecil dekat pelabuhan kapal pengangkut batu bara. Dipondok itu sudah terlalu banyak kenangan yang kita buat. Aku sayang kamu Dea. Janji kita tak akan pernah terlupakan sampai akhir zaman nanti.
“Kami Reza dan Dea berjanji tidak akan berpaling dengan yang lain karena pilihan kami sekarang untuk kebahagiaan hidup kami sampai akhir hayat nanti.”
Aku dan Dea selalu menghabiskan waktu bersama. Sering sekali aku main kerumah Dea, sekalian bersilaturahim dengan kedua orang tua Dea. Orang tua Dea adalah orang yang cukup terpandang tidak heran bila setiap kali kami ingin pergi, maka aku harus pamitan dan meminta izin dulu dengan kedua orang tua Dea. Pada suatu kali ketika aku sedang menunggu Dea, di ruang tamu, orangtua Dea menemui aku dan berkata “kalau seandainya Reza jauh dari Dea dan gak sejalan sama Dea kamu harus ikhlas menerima ini semua ya”. Aku pun diam dan mencoba meresapi kata-kata yang di ucapkan oleh kedua orang tua Dea, tapi aku tidak menemukan jawaban itu. Aku berkata “maksudnya bu?”. “kamu pasti tahu suatu saat nanti apa maksud dari kami” ucap ibu Dea sambil berlalu meninggalkanku. Aku masih bingung dengan semua ucapan orangtua Dea. Tapi yaudahlah biarkan waktu nanti yang menjawab.
Waktu berlalu begitu cepat kami pun mengikuti UN, dan hubungan kami telah berjalan 1 tahun. Aku dan Dea telah sepakat untuk melanjutkan SMA ke Medan. Tapi 1 minggu sebelum hasil kelulusan Dea sudah pergi dan tidak memberikan kabar dia mau kemana. Aku pun bingung dalam kebingunganku tiba-tiba aku ingat dengan beberapa orang yang pasti tau Dea ada dimana, segera aku menemui teman-teman dan saudaranya. Tapi jawaban apa yang aku dapat? Dea gak mau lagi berhubungan denganku dan gak mau satu sekolah dengan aku di Medan, karena dia udah gak mau lagi bersamaku itu semua dia lakuin demi orang tua nya, Dea rela dijodohin dengan cowok lain. Kamu mau bahagian orangtua kamu tapi kamu ngorbanin perasaan kita. Terkadang aku bingung kita kan masih kecil kenapa sudah dijodoh-jodohin, tapi itulah kebiasaan orang terpandang dari kecil selalu menjodohkan anaknya supaya bisnis dan tali persaudaran diantara mereka tidak putus. Adilkah ini?, hemp kini aku tahu apa maksud dari perkataan orang tua Dea waktu itu, dan betul saja waktu yang menjawab itu semua. Kira-kira 6 bulan yang lalu aku mendengar kabar kalau orangtua kamu ada disini, dan aku juga tau kalau orangtua kamu yang cewek mengidap sakit maag kronis dan tumor payudara. Tau gak De? Saat aku tahu itu rasa sayang dan cintaku bertambah buat kamu. Dan aku janji akan selalu menyediakan tempat teristimewa dihati aku buat kamu, semenjak kita lost contact aku gak pernah menjalin cinta dengan yang lainnya. Aku masih ingat janji kita. Mungkin memang takdir kita berbeda, tapi aku yakin kita pasti dapat bersama, karena kekuatan cinta sejati bisa mengalahan semuanya aku yakin itu. Dan aku juga tahu kamu sekarang sekolah di bandung.
Waktu lebaran tahun 2011, aku dengar kabar dari Via kalau kamu main kepondok itu, dan mengatakan “dimana Reza ya, apakah dia masih ingat sama aku dan janji kami. Seandainya aku bisa bertemu dan seperti dulu lagi sma dia, betapa senang hatiku, dan aku juga mau minta maaf sama Reza”. Aku selalu sayang kamu Dea, selalu ingat kamu dan selalu ingat dengan janji kita.
Saat kamu ngajak buat ketemuan liburan ini. Hatiku sungguh senang, aku mau kok maafin kamu Dea, aku masih sayang sama kamu. Tapi aku tahu semuanya belum pasti, kamu masih ragu bisa ketemu atau enggak sama aku liburan ini. Ntahlah biarlah waktu yang menjawab kapan kita akan bertemu..
Dan biarlah waktu juga yang menemani aku untuk menunggumu, my first love.
Cerita diatas adalah kisah nyata dari teman saya yang bernama Yugo Reza Makasa. Dan amanat yang bisa kita petik dari kisah dia adalah kita tidak boleh pesimis, kita harus tetap optimis dan semangat, harus mampu setia dengan pasangan meskipun sudah lama lost contact. Dan cinta sejati itu tidak bisa terpisahkan hanya karena jarak, waktu, ataupun takdir. Kalau pun kita bukan berjodoh, tapi kalau kita tetap optimis dan mempertahankan serta bersabar dengan cinta kita, otomatis keajaiban akan muncul. Percayalah Tuhan itu adil kok. So, keep smile and spirit guys,