Untuk kesekian
kalinya gadis ini berdiri di depan emperan toko saat hujan turun dengan mengenakan
pakaian yang sama. Perpaduan antara blus
putih dan celana jeans selutut membuatnya tampak cantik. Yah dia Maurin, gadis
berpayung ungu yang selalu datang ke depan emperan toko itu ketika hujan turun
tidak peduli seberapa lebat hujan yang turun ia selalu setia berdiri disana.
“Masih nunggu dia?” sapa Farel dengan nada kesal. Maurin
tak menjawab ia hanya melemparkan sebuah senyuman kepada sosok lelaki itu, dan
hanya dibalas dengan lenguhan nafas berat dari sahabatnya itu.
Ntah
mengapa hari ini hujan turun sangat lama di daerah Surabaya, tampaknya matahari
tahu akan perasaan Maurin sehingga ia tidak mau memunculkan dirinya dan
membiarkan awan hitam menutupi tugasnya untuk membuat Surabaya seketika gelap.
Malam
telah datang dan guyuran hujan masih enggan untuk berhenti. Di emperan toko
masih tegak 2 sosok remaja berdiri dengan pakaian yang sudah basah.
“Sampai
kapan kamu mau nunggui dia?” ucap Farel dengan nada sinis.
“Sampai
aku lupa bagaimana caranya untuk membuka mata” Maurin menjawab dengan nada
parau
“Wajah
kamu pucat banget Maurin, ayuklah kita pulang” Farel merasa iba dengan
sahabatnya itu.
“Enggak
rel, aku masih mau nunggu dia” Maurin tersenyum
“Kamu
gak boleh egois. Kalau kamu sakit kami yang mengkhawatirkanmu, apa kamu gak
menganggap kami? Mama, Papa, Kak Feci, Tara dan semua yang sayang sama kamu.
Kamu lebih mentingin cowok itu? Cowok yang udah melukis luka dihati kamu, cowok
yang udah nyianyiakan perasaanmu? Sadarlah Maurin….kamu hanya nyakitin diri
kamu sendiri kalau kamu terus-terusan menunggu dia” Bentak Farel
Bughh,,
tubuh Maurin terjatuh tepat di hadapan Farel. Dengan panic Farel menggendong
Maurin dan membawanya pulang..
Pagi
yang cerah tapi tidak secerah suasana di SMA Pertiwi Surabaya, tepatnya dikelas
XII IPA 1. Murid tersupel dikelas ini lagi-lagi tidak dapat masuk sekolah
karena semalaman hujan-hujanan. Kali ini jam sekolah seakan berjalan begitu
lama, bel itu tak kunjung terdengar di telinga anak-anak SMA Pertiwi. Farel dan
Tara yang berada satu kelas berulang kali saling melirik, tampak dari sikap
mereka bahwa mereka gelisah menunggu bel pulang sekolah.
Bel
pun berbunyi semua siswa berhamburan keluar, tapi Farel dan Tara tidak langsung
berhamburan ke gerbang seperti teman-teman yang lain mereka menunggu Kak Tara
dan Kak Mico. Mereka berempat telah sepakat untuk menjenguk Maurin
bersama-sama.
**********
2
minggu telah berlalu keceriaan Maurin telah kembali. Hanya ada tawa dan
senyuman yang menghiasi bibir mungil gadis tersebut
“ada
film baru loh di bioskop, nonton yuk Rin nanti malam. Aku yang bayarin
hitung-hitung traktiran ulang tahun” ajak Farel
“oyah??”
ucap Maurin dengan nada khasnya dan tak mengubris omongan Farel
“lucu
banget sih Rin” ucap farel sambil mencubit pipi Maurin
“sakit
tau!!” balas Maurin dengan nada jutek
“oyahh?”
ledek Farel dengan suara yang meniru Maurin
“haha
Mr.Jiplak :p” ejek Maurin
“Ms.Ngambek
:p” balas Farel
Siang
itu lagi-lagi cuaca tidak mendukung hati Farel yang tadinya senang berubah
menjadi khawatir, bukan khawatir akan rencana nanti malam batal tetapi khawatir
dengan keadaan Maurin. hujan pun mulai turun rintik-rintik, bergegas Farel
pergi kesuatu tempat yang selalu dikunjunginya setiap hujan mengguyur kota
Surabaya itu.
Tapi aneh, ia tidak melihat sosok gadis yang dicarinya di
depan emperan toko. Farel khawatir dan segera mencari gadis tersebut. 1 jam
Farel telah mengitari sekitar emperan bahkan kompleks pertokoan itu, ia masih
tidak menemukan Maurin. Matahari mulai kembali bersinar dan awan gelap telah
tersingkirkan.
“nyari apa rel?”
Suara yang tak asing
ditelinga Farel, ia pun membalikan badannya yang sudah basah kuyup dan..yap
tampak Maurin berdiri tepat dibelakangnya.
“kamu darimana aja Rin?, tadi aku kerumah kamu, kata
bunda kamu gak ada” ucap Farel dengan cemas sambil menangis.
“maafin aku Farel” ucap Maurin sambil menghapus air mata
Farel
“kali ini aku datang kesini bukan untuk berdiri ditengah
hujan sambil menunggu seseorang yang tak pasti, tapi aku kesini saat hujan
telah redah, karena aku ingin melihat pelangi bersama orang yang selalu
mewarnai hidupku, dan orang itu adalah kamu Farel. Happy birthday” ucap Maurin
tersenyum.
“you’r
beautiful surprise to me. love you
Maurin”
***************************THE
END*****************************