Sabtu, 13 Juli 2013

A Beautiful Surprise



             Untuk kesekian kalinya gadis ini berdiri di depan emperan toko saat hujan turun dengan mengenakan pakaian yang sama. Perpaduan  antara blus putih dan celana jeans selutut membuatnya tampak cantik. Yah dia Maurin, gadis berpayung ungu yang selalu datang ke depan emperan toko itu ketika hujan turun tidak peduli seberapa lebat hujan yang turun ia selalu setia berdiri disana.
            “Masih nunggu dia?” sapa Farel dengan nada kesal. Maurin tak menjawab ia hanya melemparkan sebuah senyuman kepada sosok lelaki itu, dan hanya dibalas dengan lenguhan nafas berat dari sahabatnya itu.
Ntah mengapa hari ini hujan turun sangat lama di daerah Surabaya, tampaknya matahari tahu akan perasaan Maurin sehingga ia tidak mau memunculkan dirinya dan membiarkan awan hitam menutupi tugasnya untuk membuat Surabaya seketika gelap.
Malam telah datang dan guyuran hujan masih enggan untuk berhenti. Di emperan toko masih tegak 2 sosok remaja berdiri dengan pakaian yang sudah basah.
“Sampai kapan kamu mau nunggui dia?” ucap Farel dengan nada sinis.
“Sampai aku lupa bagaimana caranya untuk membuka mata” Maurin menjawab dengan nada parau
“Wajah kamu pucat banget Maurin, ayuklah kita pulang” Farel merasa iba dengan sahabatnya itu.
“Enggak rel, aku masih mau nunggu dia” Maurin tersenyum
“Kamu gak boleh egois. Kalau kamu sakit kami yang mengkhawatirkanmu, apa kamu gak menganggap kami? Mama, Papa, Kak Feci, Tara dan semua yang sayang sama kamu. Kamu lebih mentingin cowok itu? Cowok yang udah melukis luka dihati kamu, cowok yang udah nyianyiakan perasaanmu? Sadarlah Maurin….kamu hanya nyakitin diri kamu sendiri kalau kamu terus-terusan menunggu dia” Bentak Farel
Bughh,, tubuh Maurin terjatuh tepat di hadapan Farel. Dengan panic Farel menggendong Maurin dan membawanya pulang..
Pagi yang cerah tapi tidak secerah suasana di SMA Pertiwi Surabaya, tepatnya dikelas XII IPA 1. Murid tersupel dikelas ini lagi-lagi tidak dapat masuk sekolah karena semalaman hujan-hujanan. Kali ini jam sekolah seakan berjalan begitu lama, bel itu tak kunjung terdengar di telinga anak-anak SMA Pertiwi. Farel dan Tara yang berada satu kelas berulang kali saling melirik, tampak dari sikap mereka bahwa mereka gelisah menunggu bel pulang sekolah.
Bel pun berbunyi semua siswa berhamburan keluar, tapi Farel dan Tara tidak langsung berhamburan ke gerbang seperti teman-teman yang lain mereka menunggu Kak Tara dan Kak Mico. Mereka berempat telah sepakat untuk menjenguk Maurin bersama-sama.
**********
2 minggu telah berlalu keceriaan Maurin telah kembali. Hanya ada tawa dan senyuman yang menghiasi bibir mungil gadis tersebut
“ada film baru loh di bioskop, nonton yuk Rin nanti malam. Aku yang bayarin hitung-hitung traktiran ulang tahun” ajak Farel
“oyah??” ucap Maurin dengan nada khasnya dan tak mengubris omongan Farel
“lucu banget sih Rin” ucap farel sambil mencubit pipi Maurin
“sakit tau!!” balas Maurin dengan nada jutek
“oyahh?” ledek Farel dengan suara yang meniru Maurin
“haha Mr.Jiplak :p” ejek Maurin
“Ms.Ngambek :p” balas Farel
Siang itu lagi-lagi cuaca tidak mendukung hati Farel yang tadinya senang berubah menjadi khawatir, bukan khawatir akan rencana nanti malam batal tetapi khawatir dengan keadaan Maurin. hujan pun mulai turun rintik-rintik, bergegas Farel pergi kesuatu tempat yang selalu dikunjunginya setiap hujan mengguyur kota Surabaya itu.
            Tapi aneh, ia tidak melihat sosok gadis yang dicarinya di depan emperan toko. Farel khawatir dan segera mencari gadis tersebut. 1 jam Farel telah mengitari sekitar emperan bahkan kompleks pertokoan itu, ia masih tidak menemukan Maurin. Matahari mulai kembali bersinar dan awan gelap telah tersingkirkan.
            “nyari apa rel?”
Suara yang tak asing ditelinga Farel, ia pun membalikan badannya yang sudah basah kuyup dan..yap tampak Maurin berdiri tepat dibelakangnya.
            “kamu darimana aja Rin?, tadi aku kerumah kamu, kata bunda kamu gak ada” ucap Farel dengan cemas sambil menangis.
            “maafin aku Farel” ucap Maurin sambil menghapus air mata Farel
            “kali ini aku datang kesini bukan untuk berdiri ditengah hujan sambil menunggu seseorang yang tak pasti, tapi aku kesini saat hujan telah redah, karena aku ingin melihat pelangi bersama orang yang selalu mewarnai hidupku, dan orang itu adalah kamu Farel. Happy birthday” ucap Maurin tersenyum.
“you’r  beautiful surprise to me. love you Maurin”

***************************THE END*****************************